Download (158Kb) - Repository Universitas Andalas - Unand
Download (158Kb) - Repository Universitas Andalas - Unand
Download (158Kb) - Repository Universitas Andalas - Unand
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KEANEKARAGAMAN JENIS JAHE-JAHEAN (ZINGIBERACEAE)<br />
LIAR PADA KAWASAN CAGAR ALAM RIMBO PANTI PASAMAN<br />
SUMATERA BARAT<br />
NURAINAS, S.Si, M.Si.<br />
Jurusan Biologi FMIPA <strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong> Padang<br />
----------------------------------------------------<br />
ABSTRAK<br />
Zingiberaceae (jahe-jahean) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang telah<br />
banyak dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman obat, juga merupakan<br />
sumber panghasil minyak esensial dan bahan bumbu. Selain yang sudah dibudidayakan,<br />
di hutan-hutan Sumatera Barat masih ditemukan jenis liar Zingiberaceae. Dari studi<br />
keanekaragaman yang telah dilakukan, secara keseluruhan ditemukan 17 jenis<br />
Zingiberaceae di kawasan Cagar alam Rimbo Panti, Sumatera Barat yakni: Alpinia<br />
malaccensis, Amomum gracile, Amomum lappaceum, Amomum testaceum, Amomum sp.,<br />
Boesenbergia sp., Etlingera megalocheilos, Etlingera sp., Geocharis rubra, Globba<br />
aurantiaca, Globba flavibracteata, Globba paniculata, Hedychium longicornutum,<br />
Hornstedtia conica, Hornstedtia rubra, Hornstedtia tomentosa dan Zingiber sp.<br />
Geocharis rubra merupakan temuan distribusi baru (”new record”) untuk Sumatra.<br />
Sedangkan Etlingera sp. diperkirakan jenis baru (”new species”), namun masih<br />
diperlukan kajian yang lebih rinci untuk menjelaskan status taksonominya.<br />
Key word: Zingiberacae liar, keanekaragaman, Sumatra, “new record”, “new species”.<br />
PENDAHULUAN<br />
Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) merupakan salah satu kelompok tumbuhan<br />
yang kita tahu telah banyak dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman<br />
obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial, tanaman industri dan bahan<br />
bumbu. Tiga jenis diantaranya sudah umum diperdagangkan dan dibudidayakan yakni<br />
1
Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit) dan Elatteria cardamomum<br />
(gardamunggu atau kapulaga).<br />
Masyarakat Sumatera Barat terutama suku Minangkabau sudah terkenal dengan<br />
masakan yang kaya bumbu. Dengan julukan “nasi padang” pada umumnya orang berfikir<br />
akan masakan yang pedas, bersantan dan kaya bumbu. Bumbu dasar pada banyak<br />
masakan Padang adalah dari kelompok Zingiberaceae. Rendang adalah salah satu contoh<br />
masakan padang yang cukup terkenal. Bumbu dasar pada masakan rendang, tiga jenis<br />
diantaranya adalah anggota dari family Zingiberaceae yakni kunyit (Curcuma domestica),<br />
jahe (Zingiber officinale) dan lengkuas (Alpinia galanga). Sampai saat ini jahe-jahean<br />
yang telah dimanfaatkan merupakan tumbuhan yang telah dibudidayakan. Keadaan ini<br />
menyebabkan jenis jahe-jahean liar tidak dikenali, padahal jenis liar tersebut masih<br />
banyak dijumpai di hutan-hutan Sumatera Barat.<br />
Jahe-jahean pada umumnya berupa tumbuhan terrestrial yang tumbuh di hutan<br />
tropis, terdapat pada dataran rendah di hutan-hutan pebukitan, tercatat pada ketinggian<br />
200-500 m dpl. Habitat yang disenangi jahe-jahean umumnya tempat-tempat lembab.<br />
Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai,<br />
rawa-rawa dan kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh.<br />
Beberapa jenis dari Etlingera tumbuh pada hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru<br />
terbuka yang mana bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Bahkan beberapa<br />
diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan habitat (Larsen et al, 1999; Sirirugsa,<br />
1998).<br />
Cagar Alam Rimbo Panti, merupakan salah satu kawasan konservasi di Sumatera<br />
Barat yang masih mempunyai hutan cukup baik. Kawasan ini mempunyai dua tipe<br />
ekosistem hutan yang unik yakni hutan pebukitan dan hutan rawa, termasuk rawa air<br />
panas. (Sub Balai KSDA, 1999). Keunikan ekosistem tersebut, membuat kawasan ini<br />
juga mempunyai keunikan dan kekayaan pada floranya. Karena itu penting sekali<br />
mengetahui keanekaragaman tumbuhan di lokasi ini, terutama untuk keperluan<br />
pendidikan, informasi wisata dan konservasi.<br />
Pada kawasan ini sebelumnya sudah pernah dilakukan beberapa penelitian<br />
mengenai keanekaragaman tumbuhan tetapi hanya terbatas pada pada taksa tertentu saja.<br />
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan diantaranya Herbarium <strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong><br />
2
(1995); Widjaja (1999); Nurainas, (2000) dan Nurainas (2004). Kajian keanekaragaman<br />
pada kelompok Jahe-jahean (Zingiberaceae) ini akan melengkapi data keanekaragaman<br />
flora Cagar Alam Rimbo Panti khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya.<br />
4.1. Waktu dan tempat penelitian<br />
METODE PENELITIAN<br />
Penelitian akan dilakukan dari Juni sampai Oktober 2007. Lokasi penelitian<br />
adalah Cagar Alam Rimbo Panti Pasaman Sumatera Barat dan Herbarium <strong>Universitas</strong><br />
<strong>Andalas</strong> Padang (ANDA).<br />
Gambaran Lokasi Penelitian<br />
Cagar Alam Rimbo Panti, merupakan salah satu kawasan konservasi di Sumatera<br />
Barat yang terletak di kabupaten Pasaman. Kawasan ini merupakan Cagar Alam paling<br />
ujung (utara) Propinsi Sumatera Barat, yang mempunyai luas sekitar 2830 Ha. Secara<br />
administratif lokasi CA Rimbo Panti termasuk wilayah Desa Murni, Desa Lundar dan<br />
Desa Petok Kenagarian Panti, wilayah kecamatan Panti, daerah tingkat II Pasaman.<br />
Lokasi ini dapat dicapai dengan jalan darat dari Bukitinggi ke ibukota Kabupaten<br />
Pasaman (Lubuk Sikaping), dengan jarak 110 km. Dari Lubuk Sikaping ke Panti,<br />
berjarak 35 km dengan waktu ditempuh 40 menit. Kawasan ini mempunyai dua tipe<br />
ekosistem hutan yakni hutan pebukitan dan hutan rawa, termasuk rawa air panas. Hutan<br />
pebukitan mempunyai lembah-lembah dengan aliran anak air menuju ke rawa. Hutan<br />
rawa terdiri dari rawa air tawar yang permanen dan tidak permanen serta rawa air panas.<br />
Sumber air panas disini sangat menarik bagi wisatawan sehingga 570 Ha dari luas<br />
kawasan ini dijadikan hutan wisata, yang terletak sepanjang kiri-kanan jalan utama<br />
propinsi dari Sumatera Barat menuju Sumatera Utara (Sub Balai KSDA, 1999).<br />
4. 2. Material, Bahan dan Alat<br />
Material yang digunakan berupa spesimen koleksi sendiri dan spesimen yang<br />
sudah ada di Herbarium <strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong> (ANDA) Padang.<br />
Bahan dan alat yang digunakan adalah bahan pengawet berupa methanol, FAA<br />
(EtOH 50-60%, glacial acetic acid, formal dehid dengan perbandingan 90 : 5 : 5),<br />
3
perlengkapan koleksi dan pembuatan specimen, antara lain gunting tanaman, cangkul<br />
kecil, plastic dengan berbagai ukuran, kertas mounting, map specimen, alat foto (Camera<br />
Digital Pentax Optio S60, 6 MP dan Camera manual Nikon FM2, Mikro Lens 5,5 mm<br />
dengan Film Kodak ASA 100), GPS.<br />
4. 3. Metode<br />
Penelitian ini menggunakan metoda survey dengan cara observasi (pengamatan)<br />
dan koleksi langsung dilapangan untuk memperoleh data dan pengambilan specimen.<br />
Pembuatan spesimen herbarium dilakukan dengan menggunakan metoda Jain dan Rao<br />
(1977).<br />
4 4. Pengamatan dan Cara Kerja<br />
Karakter yang dikumpulkan adalah karakter morfologi. Pengamatan morfologi<br />
dilakukan terhadap semua material yang ada. Untuk pengamatan lebih detail akan<br />
menggunakan mikroskope binokuler dengan perbesaran 10 x 40. Dari karakter yang<br />
didapatkan dilakukan identifikasi , pembuatan deskripsi dan kunci identifikasi dari jenis<br />
yang ditemukan. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi,<br />
deskripsi dan lembaran-lembaran identifkasi yang terdapat dalam buku-buku yang terkait<br />
serta menggunakan specimen yang telah teridentifikasi yang ada di Herbarium<br />
<strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong> (ANDA). Deskripsi dan kunci identifikasi disusun untuk<br />
memudahkan pengenalannya kembali. Panduan terminologi atau istilah-istilah mengikuti:<br />
Stearn (1992) dan Harris (1954).<br />
HASIL DAN PEMBAHASAN<br />
5.1. Jenis-jenis Zingiberaceae yang ditemukan di Cagar Alam Rimbo Panti<br />
Berdasarkan hasil pengamatan karakter morfologi terhadap 24 spesimen<br />
herbarium di Herbarium <strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong> (daftar spesimen dapat dilihat pada<br />
lampiran 1), telah diidentifikasi 17 jenis dari 9 marga dari suku Zingiberaceae. Semua<br />
specimen dikoleksi dari kawasan Cagar Alam Rimbo Panti, Pasaman, Sumatera Barat,<br />
seperti pada tabel 1.<br />
4
No. Jenis Marga<br />
1 Alpinia malaccensis Rosc. Alpinia<br />
2 Amomum gracile Bl.<br />
Amomum<br />
3 Amomum lappaceum Ridl.<br />
4 Amomum testaceum Ridl.<br />
5 Amomum sp.<br />
6 Boesenbergia sp. Boesenbergia<br />
7 Etlingera megalocheilos (Griff) A.D. Poulsen Etlingera<br />
8 Etlingera sp.1<br />
9 Geocharis rubra Ridl. Geocharis<br />
10 Globba aurantiaca Miq.<br />
Globba<br />
11 Globba flavibracteata A. Takano & H. Okada<br />
12 Globba paniculata Valet<br />
13 Hedychium longicornutum Bakh. Hedychium<br />
14 Hornstedtia conica Ridl.<br />
Hornstedtia<br />
15 Hornstedtia rubra (blume) Valeon<br />
16 Hornstedtia tomentosa (Blume) Bakh.f.<br />
17 Zingiber sp. Zingiber<br />
Tabel 1: Jenis dan marga Zingiberaceae yang ditemukan di Cagar Alam Rimbo Panti<br />
Jenis Amomum merupakan jenis yang paling banyak ditemukan dari lokasi ini<br />
yakni sebanyak 4 jenis, diikuti Globba dan Hornstedtia masing-masing 3 jenis.<br />
Sedangkan Alpinia, Geocharis dan Zingiber hanya ditemukan masing-masingnya 1 jenis.<br />
Etlingera sp. adalah salah satu jenis yang belum teridentifikasi sampai tingkat<br />
species. Berdasarkan diskusi (pers. com) dengan ahlinya, diperkirakan jenis ini<br />
merupakan jenis baru untuk Etlingera. Karakter pembeda species ini terlihat pada<br />
susunan bunga majemuk. Bractea pada bagian tengah bunga majemuk tersusun<br />
sedemikian rupa, sehingga menyerupai bagain tengah bunga Rafflesia. Lip pada bagian<br />
basal mengaytu dengan stamen, mengelipat keluar (recurved) dan menutupi stamen.<br />
Namun untuk kejelasan status taksonnya, masih diperlukan pengamatan yang lebih rinci,<br />
terutama untuk karakter dari organ buah yang belum ditemukan.<br />
Jenis lain yang menarik dari segi taksonomi adalah Geocharis rubra. Menurut<br />
Poulsen A. D (2006b) distribusi jenis ini tercatat hanya di Sarawak. Dengan demikian<br />
secara taksonomi temuan ini merupakan “new record” untuk wilayah Sumatera. New<br />
record dapat diartikan temuan baru untuk kawasan distribusi suatu species.<br />
5
5.2. Kunci Identifikasi genera<br />
Kunci identifikasi disusun untuk memudahkan mengenali genera yang ditemukan<br />
di CA Rimbo Panti. Kunci ini disusun secara sederhana, untuk kunci yang lebih rinci dan<br />
mendalam dapat dilihat pada beberapa publikasi khusus mengenai Zingiberaceae.<br />
1. a. Bagian vegetatif dan generatif tidak terpisah, perbungaan terminalis ..................... 2<br />
b. Bagian vegetatif dan generatif terpisah, perbungaan muncul dari rizom ................ 4<br />
2. a. Epifit ........................................................................................................ Hedychium<br />
b. Terestrial ................................................................................................................. 3<br />
3. a. Herba kecil, tinggi 1-2 m ......................................................................................... 4<br />
b. Herba besar, tinggi 3-4 .................................................................................. Alpinia<br />
4. a. Perbungaan bercabangan, lip menyatu ke stamen ......................................... Globba<br />
b. Perbungaan tidak bercabang, lip bebas dan jelas ................................ Boesenbergia<br />
5. a. Bractea steril rapat, imbricatus................................................................................. 6<br />
b. Bractea steril jarang, lebih jelas pada pedunculus .................................... Geocharis<br />
6. a. Petiolus mempunyai pulvinus ..................................................................... Zingiber<br />
b. Petiolus tidak berpulvinus ....................................................................................... 7<br />
7. a. Perbungaan umumnya disusun bractea membentuk fusiform ................. Hornstedtia<br />
b. Perbungaan tidak membentuk fusiform ................................................................... 8<br />
8. a. Posisi perbungaan dipangkal batang vegetatif .......................................... Amomum<br />
b. Posisi perbungaan berjarak dari batang vegetatif ...................................... Etlingera<br />
6
KESIMPULAN<br />
KESIMPULAN DAN SARAN<br />
1. Didapatkan 17 jenis Zingiberaceae di Cagar Alam Rimbo Panti yakni Alpinia<br />
malaccensis, Amomum gracile, Amomum lappaceum, Amomum testaceum, Amomum<br />
sp., Boesenbergia sp., Etlingera megalocheilos, Etlingera sp., Geocharis rubra,<br />
Globba aurantiaca, Globba flavibracteata, Globba paniculata, Hedychium<br />
longicornutum, Hornstedtia conica, Hornstedtia rubra, Hornstedtia tomentosa dan<br />
Zingiber sp.<br />
2. Geocharis rubra merupakan temuan baru (“new record”) untuk Sumatera.<br />
SARAN<br />
1. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk jenis-jenis menarik, terutama<br />
terutama Etlingera sp. supaya status taksa jenis ini menjadi jelas.<br />
2. Nilai ekonomis Zingiberaceae (jahe-jahean) umumnya karena kandungan minyak<br />
atsirinya. Karena itu diperlukan kajian kandungan kimia, terutama minyak atsiri<br />
supaya jenis-jenis yang ditemukan dapat diketahui potensinya dan dapat<br />
dimanfaatkan sebagai pengembangan plasma nutfah Zingiberaceae.<br />
Ucapan Terimakasih<br />
Kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada DP2M DIKTI melalui Penelitian Dosen<br />
Muda ini telah memberikan dana sehingga penelitian ini bisa terlaksana. Ucapan<br />
terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang ikut membantu penelitian ini baik di<br />
lapangan maupun di Herbarium.<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Annonim. Zingiberaceae. http://www.botany.hawaii.edu/faculty/carr/zingiber.htm. 15<br />
Februari 2006<br />
Atsuko T. 2002. Studies on the diversivications of Globba (Zingiberaceae) in the wet<br />
tropic. Disertasi (tidak dipublikasikan)<br />
Harris, J.G & Harris M.W. 1994. Plant Identification Terminology An Illustrated<br />
Glossary. Spring Lake Publishing, Spring Lake. Utah.<br />
Herbarium <strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong>. 1995. Laporan Proyek kerjasama Dinas Pariwisata<br />
7
Tingkat I Sumatera Barat dengan Herbarium <strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong>, Pengisian Ruang<br />
Informasi Herbarium Rimbo Panti.<br />
Holttum, R.E. 1950. The Zingiberaceae on the Malaly Peninsula, Gardens Bulletin<br />
Singapore Vol. 12 Part 1 30 June 1950.<br />
Jain, S.K. and R.H. Rao. 1977. Hand Book of Field and Herbarium Methods. Today<br />
and tommorow Printers and Publishers. New Delhi.<br />
Keng, H. 1978. Orders and Families of Malayan Seed Plants. Singapore University<br />
Press. Singapore<br />
Lawrence, G.H.M. 1964. Taxonomy of Vascular Plant. The Macmillan Company. New<br />
York<br />
Larsen, K, Ibrahim, H, Khaw, S.H and Saw, L.G. 1999. Gingers of Peninsular<br />
Malaysia and Singapore. Natural History Publications (Borneo). Kinabalu.<br />
Nurainas dan R. Tamin. 2000. Keluarga Jelatang-jelatangan (Urticaceae) di Cagar<br />
Alam Rimbo Panti Pasaman Sumatera Barat. Laporan Hasil Penelitian Dana Rutin<br />
<strong>Unand</strong> Th. 1999/2000. (tidak dipublikasikan)<br />
Nurainas dan R. Tamin. 2004. Keanekaragaman Moraceae (Beringin-Beringinan) Di<br />
Cagar Alam Rimbo Panti – Pasaman Sumatera Barat. Laporan Hasil Penelitian<br />
Dana Rutin <strong>Unand</strong> Th. 2003/2004 Jenis Penelitian Berkelanjutan. (tidak<br />
dipublikasikan)<br />
Poulsen, A.D. 2006. Etlingera of Borneo. Natural History Publication (Borneo), Royal<br />
Botanic Garden Edinburgh. Printed in Kinabalu Sabah. Malaysia<br />
Poulsen, A.D. 2006b. Gingers of Sarawak. Natural History Publication (Borneo) Kota<br />
Kinabalu, in association with Royal Botanic Garden Edinburgh<br />
Sirirugsa, P. 1998. Thai Zingiberaceae: Species Diversity And Their Uses.<br />
http://www.iupac.org/symposia/proceedings/phuket97/sirirugsa.html. 15 Feb. 2006.<br />
Stearn, W. T. 1992. Botanical Latin, History, Grammar, Syntax, erminology and<br />
Vocabulary. David and Charles Book. England<br />
Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat. 1999. Buku Informasi<br />
Kawasan Konservasi Propinsi Sumatera Barat. Kegiatan Pembinaan dan<br />
Peningkatan Usaha Konservasi di Dalam dan Di luar Kawasan Hutan TA<br />
1998/1999<br />
Tjitrosoepomo, G. 1988. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gajah Mada<br />
University Press. Yogyakarta<br />
Briil, E.J. 1906. Jardin Botanique De Buitenzorg, Icones Bogoriense. Vol. 2. Librairie<br />
Et Imprimerie. Leide<br />
Widjaja, E.A. 1999, Progress Report Plant Diversity of Rimbo Panti Nature Reserve,<br />
West Sumatra<br />
LAMPIRAN<br />
Lampiran 1: Indeks Spesimen yang diperiksa untuk identifikasi Zingiberaceae<br />
Rimbo Panti<br />
8
Indeks spesimen adalah suatu daftar semua spesimen yang diperiksa. Semua spesimen<br />
tersebut disimpan di Herbarium <strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong> (ANDA). Susunan pengutipan<br />
adalah: nama kolektor, nomor koleksi, sedangkan nomor yang ditulis dalam kurung<br />
menunjukkan nomor spesies yang sesuai dengan Table 1. Suatu jenis dapat diwakili oleh<br />
lebih dari satu spesimen dan dikoleksi oleh kolektor yang berbeda. Nama kolektor<br />
disusun menurut abjad. Jika specimen dikoleksi oleh lebih dari tiga kolektor maka<br />
setelah nama kolektor diikuti oleh ’et al.’ Beberapa spesimen yang tidak memiliki nomor<br />
ditulis’s.n.’(since numero).<br />
Nurainas, NS 2017 (13); NS 2018 (17); NS 2019 (4); NS 2020 (2); NS 2021 (7);<br />
NS 2122 (10); NS 2023 (3); NS 2024 (8); NS 2025 (15); NS 2026 (9); NS 2027 (14); NS<br />
2028 (6); NS 2029 (1); NS 2030 (8); NS 2031 (11); NS 2032 (12); NS 2033 (16)<br />
Nazulis, 28 (6)<br />
R. Tamin, H. Hasnah & Haryanti, 93 (6)<br />
9
Lampiran 2: Posisi Cagar Alam Rimbo Panti pada Peta Sumatera Barat<br />
Sumber : indo-map/ArcView 3.3.<br />
CA Rimbo Panti<br />
Padang<br />
10