Academia.eduAcademia.edu
REDESKRIPSI RAINBOWFISH SORONG Melanotaenia fredericki (Fowler, 1939) Tiah U.Q. Palisoa1, Husain Latuconsina1, Abdul R. Lestaluhu1, Saidin2, Rieke Kagiling2, Kadarusman2* ABSTRAK. Rainbow Sorong, ikan fenomenal, mengingat satu-satunya spesies kompleks di Papua Barat. Ragam populasinya dapat ditemukan di hampir semua drainase air tawar Sorong Raya. Dideskripsi pada 1939, dan redeskripsi ulang pada 1990. Studi ini menggunakan 20 karakter morfologi dan 8 karakter meristik. Analisi konfrontasi scatterplot karakter antar 5 grup menunjukkan dominansi karakter overlap, namun analisis intraspesifik pada grup populasi menunjukkan beberapa karakter diagnostik. Studi ini menominasikan 4 spesies baru, 2 spesies dari grup populasi Sorong Raya, dan 2 spesies lainnya dari grup Plato karst Ayamaru di Sorong Selatan. Variasi karakter spesifik dan diagnostik diduga kuat sebagai hasil dari cara adaptasi dan dinamika lingkungan. Umumnya, badan ikan memanjang ditemukan pada perairan deraslotik, sedangkan kecenderungan badan ikan meninggi terobservasi pada perairan tergenang-lentik. Studi ini pula memberikan referensi kepustakaan yang sangat berarti dalam bidang domestikasi-akuakultur dan konservasi eksitu, yang mensyaratkan perhatian khusus terhadap penanganannya agar tidak terjadi hibridisasi. Kedua domain, domestikasi dan konservasi sangat dibutuhkan mengingat beberapa populasinya telah mengalami ancaman serius akibat desakan destruktif aktivitas manusia. Latar belakang Ikan pelangi, rainbowfishes, adalah ikan air hias air tawar, ordo Atheriniformes. Ditemukan di Madagaskar (famili Bedotiidae), Australia dan New Guinea (Pseudomugilidae dan Melanotaeniidae). Dua daratan besar, Australia dan New Guinea (Nugini) adalah habitat utama ikan rainbow Pseudomugilidae dan Melanotaeniidae. Famili Melanotaeniidae (7 genera) tersebar di bagian utara Australia dan Nugini (Allen, 1980; 1982; 1991; 1995). Melanotaeniidae di Nugini beranggotakan 7 genera, mengokupasi hampir seluruh spektrum air tawar (sungai, danau, rawa). Umumnya, rainbowfishes memiliki ukuran ~10 cm, tubuh agak pipih, sisik relatif lebar, memiliki 2 bagian sirip dorsal, dan tidak memiliki linea lateralis (Allen et al., 2008). Ukuran badan jantan lebih besar dan berwarna kontras, jika dibandingkan dengan betina (Allen, 1991). Di bagian barat Nugini (Papua Barat), tepatnya di Sorong Raya, hidup M. fredericki (Fowler, 1939) yang memiliki sebaran cukup luas, dipercaya oleh sains sebagai spesies kompleks karena dinamika variasi intraspesifik yang tinggi. Bahan dan metodologi Mengkarakterisasi habitat ikan melalui dokumentasi kualitas air, struktur tanah dan batuan, pepohonan dan aktivitas m a n u s i a . Pe n g etahuan habitat sangat penting untuk studi domestikasi Akuakultur dan konservasi eksitu suatu populasi tertentu. Gambar ikan diambil dengan fotografi kualitas tinggi, posisi ikan melintang, dimana posisi kepala di bagian kiri. Pengambilan gambar diperlukan untuk tujuan deskripsi jenis dan komparasi spesies berdasarkan warna badan, organ luar dan sirip ikan. Pe m b e r i a n l a b e l disematkan pada tiap individu, bertujuan untuk membedakan antar populasi. Pelabelan dilakukan setelah pengambilan gambar dan tissue genetik, selanjutnya difiksasi dengan formalin 20% kemudian alkohol 96%. Analisis sampel dilakukan dengan pengukuran 20 karakter morfologi dan 8 karakter meristik. Tiap karakter diekspresikan dengan % SL. Analisis data menggunakan STATISTICA V. 8 Statsoft, pengukuran dikonfigurasi dengan Scatterplots. Hasil dan pembahasan Kompilasi GAMBAR kiri, foto Pouyaud 2007, atas-ikan M. fredericki jantan, bawah-scatterplot karakter diagnostik. Studi ini mengekstrak 22 scatterplot untuk melihat variasi intra-interspesifik morfologi antar grup populasi (Sorong Raya, Sorong Selatan, Arfak, Raja Ampat utara dan selatan). Analisis tersebut, menunjukkan adanya karakter diagnostik (berbeda) dan beberapa karakter konservatif (overlap). Karakter konservatif ditemukan pada analisis konfrontatif antar grup yang diduga dipengaruhi oleh adaptasi dan lingkungan, sedangkan karakter diagnostik ditemukan pada analisis intra-grup (e.g Gambar bawah scatterplot), scatterplot tersebut mengindikasikan bahwa M. fredericki (type locality Warsamson) memiliki Panjang Dasar Sirip Punggung Pertama (DFBL) lebih panjang daripada populasi lainnya. Analisis lain mengindikasikan bahwa populasi “Sujar” memiliki Tinggi Badan (BD) lebih pendek dan Panjang Kepala (HL) lebih memanjang dari pada populasi lainnya. Selain itu, populasi “Intimpura” memiliki Panjang Kepala (HL) lebih panjang dan Lebar Mata (IOW) lebih sempit. Kedua populasi tersebut, kami nominasikan sebagai spesies baru untuk Sains. Studi ini pula mengorbitkan 2 spesies baru lainnya, populasi “Sucari” dan “Haha” dari Plato Karts Ayamaru, grup Sorong Selatan. Terang bahwa, rainbow Sorong sangat kompleks yang mengisyaratkan perhatian khusus dengan tingkat kehati-hatian tinggi ketika akan dikembangkan domestikasi dan upaya konservasinya. Kesimpulan Studi redeskripsi ini menyumbang referensi sains tentang spesies kompleks M. fredericki, yang terbukti ditemukannya variasi karakter intraspesifik. Diidikasikan kuat pula adanya 4 spesies baru, yang membutuhkan dukungan analisis molekuler untuk menguatkan evidensi ini. Kami merekomendasikan, untuk menggunakan studi ini, dan melibatkan taksonom dalam upaya mengembangkan domestikasi dan upaya konservasinya. Inviting undergraduate student program Darussalam Ambon 2 Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong Kementerian Kelautan dan Perikanan 1 Universitas Research grant program: The fishes of New Guinea #JR.FNG-F.02-KDR.2014 Poltek KP Sorong, Ilitbangbiat. * Project leader, corresponding author kadarusman@kkp.go.id Cell. +6281210220725 www.kadarusman.idenburg.co.id